Kamis, 15 Maret 2012

Tas Enteng, dari Kertas Semen



Anda tentu sudah sering melhat tas yang tebuat dari kulit atau bahan imitasi, dan kain namun jarang menjumpai atau melihat tas yang terbuat dari kertas semen. Nah seorang ibu rumah tangga di Sidoarjo mampu menyulap barang bekas tersebut menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi.

Yang menjadi pertanyaan apakah tas ini bisa digunakan untuk membawa barang-barang bawaan seperti buku, alat make up dan lainnya?. Jawabannya tentu saja bisa. Karena tas ini memiliki kekuatan dan ketahanan yang tak kalah bila dibadingkan dengan tas berbahan kulit, imitasi, dan kain.

Apabila kita berbicara soal kertas, bahan ini akan rusak bila terkena air, namun jangan salah untuk tas semen yang di produksi Weny Indrasari ini. Wanita yang tinggal di Perum TAS 2 Blok R3 Nomer 37, Sidoarjo ini mendesain tas tahan bila terkena air. "Untuk memperkenalkan pada calon konsumen, biasanya saya membawa air di ember dan memcelumpkan tas ke air," ujar ibu dua anak tersebut.

Cara membuat tas dari kertas semen ini dengan cara membersihkan kertas semen dari sisa-sisa semen yang masih menempel. Setelah dibersihkan, lalu kertas diikat kecil-kecil dengan karet (teknik batik jumputan) lalu di rebus ke dalam air yang sudah diberi pewarna. Ini dilakukan untuk memberikan warna pada kertas, sehingga menimbulkan warna yang cantik. Bahkan kita dapat menyesuaikan dengan warna keinginan kita. Perebusan kertas ini dilakukan kurang lebih sepuluh menit.

Setelah direbus, kertas diangkat dan dibuka talinya. Setelah itu kertas diangin-anginkan sekitar 15 menit. Setelah kering kertas dapat dijahit. Untuk mempercantik tampilan Ia menambahkan manik-manik agar tas lebih menarik.

Agar tas kerajinan Weny tahan lama, istri Sutiono ini memiliki racikan tersendiri agar tasnya tahan lama. Salah satunya adalah dengan memberikan lem dan fernis pada sentuhan akhir tas yang dibuatnya. Bagi yang ingin mendapatkan racikan rahasia, bisa didapat dangan membelinya. "Soalnya selain tas yang sudah jadi yang kita jual ramuannya ini. Kalau tas kan gampang dicontoh, tapi kalau racikan kan sulit," ungkap wanita berkerudung ini.

Tas buatan Weny-pun desainnya tidak kalah bila dibandingkan dengan model-model tas yang sekarang ini berkembang di pasaran. Bahkan, Weny selalu mengikuti tren yang sedang laris dipasaran, namun tas yang diproduksi perempuan asal Madiun ini masih untuk kaum hawa. Ini dikarenakan wanita lebih mengikuti tren dan modelnya selalu berubah, bila dibandingkan dengan kaum adam.

Berbagai macam tas sudah dibuat oleh weny, seperti tas kantor, tas pinggang, dan dompet. Bahkan tas hasil kerajinannya sudah dikirim beberapa kota lainnya, seperti Mojokerto, Surabaya, dan Jakarta.

Usaha yang dimulai sekitar tahun 2010 saat Ada program Sidoarjo Bersih Hijau (SBH) ini, kini sudah mendapatkan omset sekitar dua juta rupiah perbulannya. Untuk mengembangkan usahanya Weny mengajak beberapa temannya untuk menjadi patner kerja. Weny akan membeli hasil karya patner kerjanya tersebut, sekaligus memasarkan tas-tas dari kertas semen tersebut.