Nasip sial dialami Prawito pedagan di Pasar Bunga Kayon selasa 10/2 kemarin. Prawito digendam seorang pria berwajah India yang pura-pura membeli vas bunga seharga 2000 rupiah .
Uangya sebesar 700 ribu rupiah ditukari dengan uang receh sejumlah 100 ribu rupiah.
Prawito menuturkan kejadian terjadi sekitar pukul enam sore, saat itu seorang pria datang dengan wanita bule dan anak kecil kira-kira umurya sepuluh tahun. Pria yang mirip orang India itu membeli vas bungga, sambil memberikan uang pengendam itu menyalami tangan Prawito. Sejurus kemudian pria pengendam yang umurnya sekitar 40 tahun tersebut minta tolong uangya untuk ditukar.
Dengan mengeluarkan uang seratus ribu yang berupa enam lembar sepuluh ribuan dan dua lembar dua puluh ribuan pria itu minta ditukar dengan satu lembar seratus ribu. Tanpa disadari pedagang asal Mojokerto tersebut mengeluarkan uang enam lembar seratur ribu dan dua lembar lima puluh ribu.
Setelah berhasil membawa uang Pengendam itu minta diantarkan mencari makan. Pedagang yang berjualan di stan B.20-21 tersebut mengantarnya ke jalan, pria pengendam kembali menyalami tangan Prawito. Pria pengendam bersama wanita dan seorang anak laki-laki tersebut naik ke mobil dan sudah ditunggu sopir, lantas mereka pergi ke arah selatan.
Sasaat setalah ditingal pengendam Prawito tersadar dan mencoba menghitung uang miliknya, ternyata benar hilang tujuh ratus ribu"Kenapa saya tadi mau disalami," sesalnya. "Kemarin menertawakan orang yang dihipnotis di televisi sekarang merasakanya dan ternyata begini rasanya sangat cepat," imbuhnya.
Kabar Pena sebuah Tulisan yang digunakan untuk media pembelajaran. Setiap manusia diwajibkan untuk belajar sampai akhir hayat. anda dapat berbagi mulalui Email: robbyridwan@gmail.com Tlp 081 331 92 32 16
Rabu, 11 Februari 2009
Minggu, 08 Februari 2009
Pasar ya Dibakar
Pasar tradisional sudah tidak patut dipertahankan, dengan alasan relokasi kebakaran menjadi solusi. Api yang membara melalap lapak-lapak tua yang memang tinggal sedikit umurnya, sedangkan ajal siap merengutnya.
Kalau kita kembali mengingat tanggal26 Juli 2007 Surabaya digamparkan peristiwa terbakarnya Pasar Turi yang menjadi pusat grosir di Jawa Jimur. Sebelum kebakaran sudah berdiri lebih dulu bangunan yang lebih besar yang memang disiapkan untuk relokasi pedagang Pasar Turi. Namun beberapa pedagan menolak karena tingginya harga sewa yang mencekik leher pedagang.
Sebelunya kita juga tidak bloeh melupakan terbakarnya Pasar Wonokromo yang sekarang menjadi DTC (Darmo Trade Center), Wijaya shopping center dan pasar Kapas Krampung. kebakaran memang menjadi trend untuk memindahkan pedagan ketempat yang baru. Siapapun tidak menolak relokasi asalkan harga yang ditawarkan tidak memberatkan pedagang.
Sebentar lagi PD Pasar Surya akan memindahkan pedagang yang ada di Pasar Keputran. Pedagang di Pasar Keputran memang semakin menjamur di beberapa tempat seperti di jembatan dekat Indosat dan Jalan Irian Brat. Selain itu PD Pasar surya juga akan membuat wajah pasar Bungga kayon menjadi dua wajah yaitu menghadap ke timur yaitu sungai dan menghadap ke barat yaitu jalan.
Relokasi Pasar keputran tidak gampang, pedagang angan pindah ketempat yang lebih jauh dan kurang strategis, begitu juga pedagang Pasar Bungga Kayon memelih bertahan dengan pasar tradisional dari pada pasar yang baru yang harganya tidak terjangkau oleh pedagang yang ada saat ini.
Apa yang akan terjadi apabila pedagang di kedua pasar bertahan?, apakah kebakaran kembali menjadi jawapan seperti saudara-saudara mereka yaitu pasar Turi, Wonokromo, Wijaya shopping center dan pasar Kapas Krampung?. Kita tinggal menunggu jawaban beberapa tahun lagi, Kita berharap jawaban yang ebih bijak.
Kalau kita kembali mengingat tanggal26 Juli 2007 Surabaya digamparkan peristiwa terbakarnya Pasar Turi yang menjadi pusat grosir di Jawa Jimur. Sebelum kebakaran sudah berdiri lebih dulu bangunan yang lebih besar yang memang disiapkan untuk relokasi pedagang Pasar Turi. Namun beberapa pedagan menolak karena tingginya harga sewa yang mencekik leher pedagang.
Sebelunya kita juga tidak bloeh melupakan terbakarnya Pasar Wonokromo yang sekarang menjadi DTC (Darmo Trade Center), Wijaya shopping center dan pasar Kapas Krampung. kebakaran memang menjadi trend untuk memindahkan pedagan ketempat yang baru. Siapapun tidak menolak relokasi asalkan harga yang ditawarkan tidak memberatkan pedagang.
Sebentar lagi PD Pasar Surya akan memindahkan pedagang yang ada di Pasar Keputran. Pedagang di Pasar Keputran memang semakin menjamur di beberapa tempat seperti di jembatan dekat Indosat dan Jalan Irian Brat. Selain itu PD Pasar surya juga akan membuat wajah pasar Bungga kayon menjadi dua wajah yaitu menghadap ke timur yaitu sungai dan menghadap ke barat yaitu jalan.
Relokasi Pasar keputran tidak gampang, pedagang angan pindah ketempat yang lebih jauh dan kurang strategis, begitu juga pedagang Pasar Bungga Kayon memelih bertahan dengan pasar tradisional dari pada pasar yang baru yang harganya tidak terjangkau oleh pedagang yang ada saat ini.
Apa yang akan terjadi apabila pedagang di kedua pasar bertahan?, apakah kebakaran kembali menjadi jawapan seperti saudara-saudara mereka yaitu pasar Turi, Wonokromo, Wijaya shopping center dan pasar Kapas Krampung?. Kita tinggal menunggu jawaban beberapa tahun lagi, Kita berharap jawaban yang ebih bijak.
Bengawan kian Malang
Musim penghujan mamang belum mencapai puncaknya, namun debit air yang dihasilkan sudah cukup merepotkan. Beberapa daerah di Indonesia menjadi korban, seperti beberapa daerah di Jawa Tengahdan Jawa Timur.
Sungai Bengawan merupakan sungai terpanjang di tanah Jawa. Panjangnya mencapai 548 KM dari Hulu sungai di Wonogiri hingga hilir di Gresik Jawa Timur. Sungai Bengawan mengalir sampai jauh memutari beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti, Wonogiri, Sukoharjo, Solo dan Sragen. Sedangkan Jawa Timur meliputi Ngawi, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
Semua wilayah di atas baik di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak luput dari korban meluapnya jumlah air hujan musim ini, khususnya hujan yang terjadi pada tanggal 30 Januarilalu yang secara terus menerus. Akibatnya debit air Sungai Bengawan meluap dan mengenangi jalur Jawa Tengah dan Jawa Timur setinggi 1 M, selain itu sawah dan rumah juga tidak luput dari musibah.
Bengawan Kurang Bendungan
Bila kita bandingkan dengan Sungai Brantasdi Jawa Timur yang lebih pendek dari Sungai Bengawan, Sungai Brantas memiliki tiga bendungan yang mampu menjadi wadah debit air di musim penghujan. Ketiga bendungan tersebut adalah Bendungan Karang Kates, Wling Raya atau Jegu dan Serut.
Sedangkan Sungai Bengawan yang lebih panjang hanya memiliki satu waduk yaitu waduk Gajah Mungkur yang ada di Wonogiri. Tidak salah apabila Waduk Gajah Mungkur tidak mampu menampung seluruh curah hujan yang yang berhilir di Sungai Bengawan. Seandainya Sungai Bengawan memiliki beberapa waduk tentu banjir tahunan ini dapat sedikit teratasi. Salain itu Waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai pengairan sawah dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).
Sebenarnya Pulau Jawa masih kekurangan sumber energi listrik. Apabila pemerintah cermat dapat memanfaatka sungai Bengawan Yang besar dan panjang untuk dijadikan waduk penghasil tenaga listrik. Dengan adanya waduk dengan pemanfaatan yang baik selain dapat menangulangi banjir kekurangan egergi listrik di Pulau Jawa juga akan teratasi.
Sungai Bengawan merupakan sungai terpanjang di tanah Jawa. Panjangnya mencapai 548 KM dari Hulu sungai di Wonogiri hingga hilir di Gresik Jawa Timur. Sungai Bengawan mengalir sampai jauh memutari beberapa wilayah di Jawa Tengah seperti, Wonogiri, Sukoharjo, Solo dan Sragen. Sedangkan Jawa Timur meliputi Ngawi, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
Semua wilayah di atas baik di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak luput dari korban meluapnya jumlah air hujan musim ini, khususnya hujan yang terjadi pada tanggal 30 Januarilalu yang secara terus menerus. Akibatnya debit air Sungai Bengawan meluap dan mengenangi jalur Jawa Tengah dan Jawa Timur setinggi 1 M, selain itu sawah dan rumah juga tidak luput dari musibah.
Bengawan Kurang Bendungan
Bila kita bandingkan dengan Sungai Brantasdi Jawa Timur yang lebih pendek dari Sungai Bengawan, Sungai Brantas memiliki tiga bendungan yang mampu menjadi wadah debit air di musim penghujan. Ketiga bendungan tersebut adalah Bendungan Karang Kates, Wling Raya atau Jegu dan Serut.
Sedangkan Sungai Bengawan yang lebih panjang hanya memiliki satu waduk yaitu waduk Gajah Mungkur yang ada di Wonogiri. Tidak salah apabila Waduk Gajah Mungkur tidak mampu menampung seluruh curah hujan yang yang berhilir di Sungai Bengawan. Seandainya Sungai Bengawan memiliki beberapa waduk tentu banjir tahunan ini dapat sedikit teratasi. Salain itu Waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai pengairan sawah dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air).
Sebenarnya Pulau Jawa masih kekurangan sumber energi listrik. Apabila pemerintah cermat dapat memanfaatka sungai Bengawan Yang besar dan panjang untuk dijadikan waduk penghasil tenaga listrik. Dengan adanya waduk dengan pemanfaatan yang baik selain dapat menangulangi banjir kekurangan egergi listrik di Pulau Jawa juga akan teratasi.
Kamis, 05 Februari 2009
Surabaya kembali dijajah
Tanah di Surabaya semakin hari samakin sempit. Bukan berarti bumi sedang mengkerut, tetapi semakin sulitnya kita mendapatkan sepetak tanah untuk kita tempati ataupun kepentingan masyarakat umum.
Penjajah kembali merebut tanah yang sudah diperjuangkan Pahlawan hingga tahun 1945, tepatnya 18 Agustus 1945. Tanah Pahlawan Saat ini dijajah oleh barang yang berupa lembaran. Apakah barang kejam itu??? Ya Anda benar Uang.
Sunguh Bangsat uang itu, karena uang tanah di surabaya bukannya tumbuh subur tanaman hijau justru tumbuh Hutan Beton yang membuat udara panas. Surabaya Green and cleen hanya Jargon tak bertuan omong kosong smemua itu. Coba Anda ingat kembali isu apa yang sedang berkembang diberbagai media mengenai tanah di Surabaya?
Anda sebagai warga kota surabaya saya harapkan tau Kebun Bibit taman Flora. Tempat budidaya tumbuhan di surabaya itu sedang direbutkan oleh uang dan pemkot Surabaya. Dari informasi yang saya baca di salah satu media di Surabaya beberapa waktu lalu Taman Flora saat ini bersetatus cerai dengan Pemkot Surabaya. Sejak kapan aku juga tidak tau!!!.
Coba kita berfikir menggapa taman yang akhir-akhir ini menjadi alternatif untuk Out Bond siswa-siswi baik TK dan SD di Surabaya itu bisa lepas, dan siapa yang melepasnya?. Semua itu hanya permainan orang -orang yang punya kepentingan di dalamnya. Orang-orang yang tega menjual tanah yang ada di kawasan Surabaya Timur, tepatnya sebelah Utara Terminal Bratang itu menurut saya yang punya hak atas tanah pada saat itu.
Pertanyaan timbul dalam benak saya kapan tanah itu dijual, karena menurut saya dari pertanyaan itu akan terjawap orang yang tega menjual tempat penangkaran Rusa tersebut. Berarti orang yang punya kekusaan pada saat itu merupakan orang yang tega menjual tanah tersebut.
Terlepas dari siapa yang menjual Taman Flora dalam benak saya juga timbul pertanyaan akan menjadi apa tanah tersebut. Menurut saya tidak jauh-jauh dari Hutan beton yang lagi musim di Surabaya. Mall dan Ruko sedang menjadi trend dan tumbuh bagai jamur di musim penghujan.
Harus kemana siswa-siswi TK dan SD atau Anda sendiri jika ingin mencari tempat untuk Out bond gratis sekaligus mengetuahui jenis-jenis tanaman di Surabaya, apabila Taman floradi sudah tidak lagi ada?.
Penjajah kembali merebut tanah yang sudah diperjuangkan Pahlawan hingga tahun 1945, tepatnya 18 Agustus 1945. Tanah Pahlawan Saat ini dijajah oleh barang yang berupa lembaran. Apakah barang kejam itu??? Ya Anda benar Uang.
Sunguh Bangsat uang itu, karena uang tanah di surabaya bukannya tumbuh subur tanaman hijau justru tumbuh Hutan Beton yang membuat udara panas. Surabaya Green and cleen hanya Jargon tak bertuan omong kosong smemua itu. Coba Anda ingat kembali isu apa yang sedang berkembang diberbagai media mengenai tanah di Surabaya?
Anda sebagai warga kota surabaya saya harapkan tau Kebun Bibit taman Flora. Tempat budidaya tumbuhan di surabaya itu sedang direbutkan oleh uang dan pemkot Surabaya. Dari informasi yang saya baca di salah satu media di Surabaya beberapa waktu lalu Taman Flora saat ini bersetatus cerai dengan Pemkot Surabaya. Sejak kapan aku juga tidak tau!!!.
Coba kita berfikir menggapa taman yang akhir-akhir ini menjadi alternatif untuk Out Bond siswa-siswi baik TK dan SD di Surabaya itu bisa lepas, dan siapa yang melepasnya?. Semua itu hanya permainan orang -orang yang punya kepentingan di dalamnya. Orang-orang yang tega menjual tanah yang ada di kawasan Surabaya Timur, tepatnya sebelah Utara Terminal Bratang itu menurut saya yang punya hak atas tanah pada saat itu.
Pertanyaan timbul dalam benak saya kapan tanah itu dijual, karena menurut saya dari pertanyaan itu akan terjawap orang yang tega menjual tempat penangkaran Rusa tersebut. Berarti orang yang punya kekusaan pada saat itu merupakan orang yang tega menjual tanah tersebut.
Terlepas dari siapa yang menjual Taman Flora dalam benak saya juga timbul pertanyaan akan menjadi apa tanah tersebut. Menurut saya tidak jauh-jauh dari Hutan beton yang lagi musim di Surabaya. Mall dan Ruko sedang menjadi trend dan tumbuh bagai jamur di musim penghujan.
Harus kemana siswa-siswi TK dan SD atau Anda sendiri jika ingin mencari tempat untuk Out bond gratis sekaligus mengetuahui jenis-jenis tanaman di Surabaya, apabila Taman floradi sudah tidak lagi ada?.
Buah Perempuan di Kartini Expo 2008
Untuk memperingati Hari Kartini, Ikatan Wanita Pekerja Indonesia (IWAPI) Jatim mengadakan Kartini Expo Nasional 2008. Acara itu diadakan di Galeri Balai Pemuda berlangsung pada 8-11 April 2008.
Acara yang diawali dengan tarian Reyog Ponorogo ini, bertujuan mengangkat para pengusaha wanita yang asetnya terganggu. Seperti yang diutarakan, Wiwik Isnaini, Ketua IWAPI Jatim karena adanya Lumpur Lapindo dan banjir yang berdampak bagi bisnis mereka.
Selain itu menurutnya, pameran ini murah dan bertujuan mengguyubkan hubungan antara pengusaha besar dan kecil. “Tidak ada sekat antar stan bertujuan menghilangkan kesan eksklusif dan mereka bisa saling sharring,” imbuhnya.
Terbukti dari animo peserta yang mengikuti acara itu. Sebanyak 83 stan memamerkan produk yang mereka hasilkan, sebagai contohnya, pakaian, makanan, obat-obatan, aksesoris, bahkan layanan wedding juga ada.
Tidak hanya aggota IWAPI Jatim yang mengisi stan-stan pameran, dari propinsi lain pun tidak ketinggalan, seperti Maluku dan Bali. Selain demo beberapa produk, acara ini juga memamerkan 30 foto tentang Lumpur lapindo karya Hadiyanto dari kantor berita foto ANTARA. ( Naskah: Robby)
Acara yang diawali dengan tarian Reyog Ponorogo ini, bertujuan mengangkat para pengusaha wanita yang asetnya terganggu. Seperti yang diutarakan, Wiwik Isnaini, Ketua IWAPI Jatim karena adanya Lumpur Lapindo dan banjir yang berdampak bagi bisnis mereka.
Selain itu menurutnya, pameran ini murah dan bertujuan mengguyubkan hubungan antara pengusaha besar dan kecil. “Tidak ada sekat antar stan bertujuan menghilangkan kesan eksklusif dan mereka bisa saling sharring,” imbuhnya.
Terbukti dari animo peserta yang mengikuti acara itu. Sebanyak 83 stan memamerkan produk yang mereka hasilkan, sebagai contohnya, pakaian, makanan, obat-obatan, aksesoris, bahkan layanan wedding juga ada.
Tidak hanya aggota IWAPI Jatim yang mengisi stan-stan pameran, dari propinsi lain pun tidak ketinggalan, seperti Maluku dan Bali. Selain demo beberapa produk, acara ini juga memamerkan 30 foto tentang Lumpur lapindo karya Hadiyanto dari kantor berita foto ANTARA. ( Naskah: Robby)
Pesta Pencuri di Balai Pemuda
Suara riuh bersumber dalam ruang gelap itu. Celotehan makhluk bernama manusia yang berkolaborasi dengan suara pluit serentak mengeluarkan nadanya, terdengar begitu ricuh. Suasana pun semakin ramai saat lampu berwarna kuning temaram menghiasi sudut panggung gedung utama Balai Pemuda.
Penonton pun semakin dibuat penasaran, saat sepuluh lakon menampilkan beberapa ekspresi-ekspresi yang unik. Mereka terus bersaut-sautan selayaknya orang yang sedang bercengkrama. Ya, kesepuluh pemain teater itu sedang memerankan sebagai pencuri, bahkan dedengkot pencuri tampil pula di pementasan berjudul ‘pesta pencuri’ itu.
Disisi lain ada tiga laki-laki yang menobatkan dirinya sebagai pencuri jalanan. Mereka ialah Bonong, Cacing, dan Cengik. Tiga pencuri jalanan itu mengahadiri undangan pesta para pencuri di Keluarga Ayu Selintas dan Lowo Kumolo, yang tak lain adalah Dedengkot Para pencuri.
Pesta pencuri pun dimulai, seluruh pencuri yang hadir sebagai undangan itu, rupanya memiliki tabiat untuk menguras habis harta Sang tuan Rumah.
Namun, karena dimana-mana dedengkot atau orang yang memimpin pastinya mempunyai pengalaman dan kekuatan yang lebih. Alhasil, dalam pementasan ini, bukannya berhasil memperebutkan kesempatan untuk mencuri harta sang dedengkot. Para pencuri itu malah dijebak oleh calon korbannya itu. Polisi meyerbu dan menangkap para undangan yang akan beraksi. Beberapa pencuri berhasil ditangkap, sementara keluarga Ayu Selintas berhasil menyelamatkan hartanya, dan tentunya terselamatkan dari incaran polisi selama ini, karena telah menyusun rencana sebagai korban pencurian.
Itulah seklumit cerita pementasan yang digarap oleh Bengkel Muda Surabaya, pada Selasa, 3 Juni lalu. Pementasan yang disutradarai Zainuri dimulai pukul delapan malam, dengan durasi satu jam. Cerita ini diambil dari naskah yang ditulis Jean Anouilh Dramawan asal Prancis.
Lantaran tidak pernah ada keadilan dan penyelesaian, pada permasalahan dalam konteks pelaku pencuri. Dalam hal inilah yang menjadi motivasi Zainuri untuk mengangkat naskah ini agar dipentaskan. “ Cerita ini menunjukan kalau kita tidak pernah adil. Kita membawakan cerita pencuri karena yang ditonjolkan adalah moral, dan yang buruk selalu tidak pernah diselesaikan,” tutur Pria yang mengaku sudah bergabung denagn Teater Bengkel Muda Surabaya sejak 1984.
Pesta Pencuri merupakan salah satu rangkaian acara Festifal Seni Surabaya (FSS) 2008 untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. FSS dimulai Minggu 19 Juni dan berlangsung hingga 15 Juni. Agenda tahunan yang diketuai Cak Kandar ini, mempertunjukan beberapa karya seni diantaranya Seni Tari, Monolog,dan Wayang .
Dalam pertunjukannya, tidak hanya arek-arek Suroboyo saja yang menyajikan beberapa tampilan menarik. Beberapa seniman dari luar Surabaya bahkan luar negeri turut berpartisipai didalamnya. Seperti halnya seniman-seniman asal Prancis yang menyuguhkan karya seninya lewat tari HIP-HOP ETHA DAM, Aduna, terre D’aventure ( Aduna, Negeri petualang) dan Pantomim Philippe Bizot , Palites Etapes Du Benheur ( Langkah kecil mencapai kebahagiaan ). (Robby Ridwan)
Penonton pun semakin dibuat penasaran, saat sepuluh lakon menampilkan beberapa ekspresi-ekspresi yang unik. Mereka terus bersaut-sautan selayaknya orang yang sedang bercengkrama. Ya, kesepuluh pemain teater itu sedang memerankan sebagai pencuri, bahkan dedengkot pencuri tampil pula di pementasan berjudul ‘pesta pencuri’ itu.
Disisi lain ada tiga laki-laki yang menobatkan dirinya sebagai pencuri jalanan. Mereka ialah Bonong, Cacing, dan Cengik. Tiga pencuri jalanan itu mengahadiri undangan pesta para pencuri di Keluarga Ayu Selintas dan Lowo Kumolo, yang tak lain adalah Dedengkot Para pencuri.
Pesta pencuri pun dimulai, seluruh pencuri yang hadir sebagai undangan itu, rupanya memiliki tabiat untuk menguras habis harta Sang tuan Rumah.
Namun, karena dimana-mana dedengkot atau orang yang memimpin pastinya mempunyai pengalaman dan kekuatan yang lebih. Alhasil, dalam pementasan ini, bukannya berhasil memperebutkan kesempatan untuk mencuri harta sang dedengkot. Para pencuri itu malah dijebak oleh calon korbannya itu. Polisi meyerbu dan menangkap para undangan yang akan beraksi. Beberapa pencuri berhasil ditangkap, sementara keluarga Ayu Selintas berhasil menyelamatkan hartanya, dan tentunya terselamatkan dari incaran polisi selama ini, karena telah menyusun rencana sebagai korban pencurian.
Itulah seklumit cerita pementasan yang digarap oleh Bengkel Muda Surabaya, pada Selasa, 3 Juni lalu. Pementasan yang disutradarai Zainuri dimulai pukul delapan malam, dengan durasi satu jam. Cerita ini diambil dari naskah yang ditulis Jean Anouilh Dramawan asal Prancis.
Lantaran tidak pernah ada keadilan dan penyelesaian, pada permasalahan dalam konteks pelaku pencuri. Dalam hal inilah yang menjadi motivasi Zainuri untuk mengangkat naskah ini agar dipentaskan. “ Cerita ini menunjukan kalau kita tidak pernah adil. Kita membawakan cerita pencuri karena yang ditonjolkan adalah moral, dan yang buruk selalu tidak pernah diselesaikan,” tutur Pria yang mengaku sudah bergabung denagn Teater Bengkel Muda Surabaya sejak 1984.
Pesta Pencuri merupakan salah satu rangkaian acara Festifal Seni Surabaya (FSS) 2008 untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. FSS dimulai Minggu 19 Juni dan berlangsung hingga 15 Juni. Agenda tahunan yang diketuai Cak Kandar ini, mempertunjukan beberapa karya seni diantaranya Seni Tari, Monolog,dan Wayang .
Dalam pertunjukannya, tidak hanya arek-arek Suroboyo saja yang menyajikan beberapa tampilan menarik. Beberapa seniman dari luar Surabaya bahkan luar negeri turut berpartisipai didalamnya. Seperti halnya seniman-seniman asal Prancis yang menyuguhkan karya seninya lewat tari HIP-HOP ETHA DAM, Aduna, terre D’aventure ( Aduna, Negeri petualang) dan Pantomim Philippe Bizot , Palites Etapes Du Benheur ( Langkah kecil mencapai kebahagiaan ). (Robby Ridwan)
“ Domba-Domba Revolosi” Dobrak IAIN Sunan Ampel
Teater Fajar dari Universitas Muhammadiyah Magelang menggelar pementasan keliling 3 kota antara lain Surabaya, Malang, dan yang terahir kota asal mereka Magelang. Bertempat di Gelanggang Mahasiswa IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sunan Ampel Surabaya, mereka mengelar pertunjukan pertamanya.
Pementasan ini disutradarai Dimas”Timus” bercerita tentang sebuah Losmen yang merupakan tempat berlindung pedagang, petualang, penyair dan politikus dari suatu keadaan yang mencekam di sebuah kota. Perempuan pemilik losmen merasa gerah dengan tingkah para tamunya yang merasa serba sempurna. Belum lagi tingkah pedagang dan petualang yang bertindak kurang ajar dan menyodorkan keadaan pemilik losmen.
Cerita yang diangkat dari karya Bambang Sutarto dipentaskan mulai pukul 19.30 WIB. Penonton yang menyaksikan tidak hanya dari dalam kota, bahkan mereka datang dari Malang, Mojoketo, Gresik dan Pasuruan. Berbagai komentar keluar dari beberapa penonton saat sesi diskusi dan evaluasi yang diadakan setelah pertunjukan berahir.
Pujian tentang tata stage, musik dan backdrop datang dari penonton. Tidak hanya pujian kritikpun muncul dari penonton, salah satunya Machin dari teater 20 IAIN. “,Teater ini biasa, karena masing-masing permeran cenderung hafalan dan kurang memahami karekter masing-masing tokok yang diperankanya. Ini Domba-Domba Cinta bukan Domba-Domba Revolosi, karena saya lihat didalamya menceritakan tentang cinta,”. Keluhnya.
Surabaya merupakan kota baru bagi Teater Fajar, sebelumnya mereka pernah mengadakan pementasan di Madiun dan Ponorogo. “, Pementasan 3 kota ini bertujuan menperkenalkan Teater Fajar, kalau di Magelang ada tetaer khususnya Teater fajar,”.Tutur sang sutradara. Menanggapi Kritik yang diberikan penonton sang sutradara mahasiswa semester 6 ini yakin bahwa hari esok akan menjadi lebih baik dari sekarang. (Naskah:Robby)
Pementasan ini disutradarai Dimas”Timus” bercerita tentang sebuah Losmen yang merupakan tempat berlindung pedagang, petualang, penyair dan politikus dari suatu keadaan yang mencekam di sebuah kota. Perempuan pemilik losmen merasa gerah dengan tingkah para tamunya yang merasa serba sempurna. Belum lagi tingkah pedagang dan petualang yang bertindak kurang ajar dan menyodorkan keadaan pemilik losmen.
Cerita yang diangkat dari karya Bambang Sutarto dipentaskan mulai pukul 19.30 WIB. Penonton yang menyaksikan tidak hanya dari dalam kota, bahkan mereka datang dari Malang, Mojoketo, Gresik dan Pasuruan. Berbagai komentar keluar dari beberapa penonton saat sesi diskusi dan evaluasi yang diadakan setelah pertunjukan berahir.
Pujian tentang tata stage, musik dan backdrop datang dari penonton. Tidak hanya pujian kritikpun muncul dari penonton, salah satunya Machin dari teater 20 IAIN. “,Teater ini biasa, karena masing-masing permeran cenderung hafalan dan kurang memahami karekter masing-masing tokok yang diperankanya. Ini Domba-Domba Cinta bukan Domba-Domba Revolosi, karena saya lihat didalamya menceritakan tentang cinta,”. Keluhnya.
Surabaya merupakan kota baru bagi Teater Fajar, sebelumnya mereka pernah mengadakan pementasan di Madiun dan Ponorogo. “, Pementasan 3 kota ini bertujuan menperkenalkan Teater Fajar, kalau di Magelang ada tetaer khususnya Teater fajar,”.Tutur sang sutradara. Menanggapi Kritik yang diberikan penonton sang sutradara mahasiswa semester 6 ini yakin bahwa hari esok akan menjadi lebih baik dari sekarang. (Naskah:Robby)
Langganan:
Postingan (Atom)