Kamis, 05 Februari 2009

Pesta Pencuri di Balai Pemuda

Suara riuh bersumber dalam ruang gelap itu. Celotehan makhluk bernama manusia yang berkolaborasi dengan suara pluit serentak mengeluarkan nadanya, terdengar begitu ricuh. Suasana pun semakin ramai saat lampu berwarna kuning temaram menghiasi sudut panggung gedung utama Balai Pemuda.

Penonton pun semakin dibuat penasaran, saat sepuluh lakon menampilkan beberapa ekspresi-ekspresi yang unik. Mereka terus bersaut-sautan selayaknya orang yang sedang bercengkrama. Ya, kesepuluh pemain teater itu sedang memerankan sebagai pencuri, bahkan dedengkot pencuri tampil pula di pementasan berjudul ‘pesta pencuri’ itu.

Disisi lain ada tiga laki-laki yang menobatkan dirinya sebagai pencuri jalanan. Mereka ialah Bonong, Cacing, dan Cengik. Tiga pencuri jalanan itu mengahadiri undangan pesta para pencuri di Keluarga Ayu Selintas dan Lowo Kumolo, yang tak lain adalah Dedengkot Para pencuri.
Pesta pencuri pun dimulai, seluruh pencuri yang hadir sebagai undangan itu, rupanya memiliki tabiat untuk menguras habis harta Sang tuan Rumah.

Namun, karena dimana-mana dedengkot atau orang yang memimpin pastinya mempunyai pengalaman dan kekuatan yang lebih. Alhasil, dalam pementasan ini, bukannya berhasil memperebutkan kesempatan untuk mencuri harta sang dedengkot. Para pencuri itu malah dijebak oleh calon korbannya itu. Polisi meyerbu dan menangkap para undangan yang akan beraksi. Beberapa pencuri berhasil ditangkap, sementara keluarga Ayu Selintas berhasil menyelamatkan hartanya, dan tentunya terselamatkan dari incaran polisi selama ini, karena telah menyusun rencana sebagai korban pencurian.

Itulah seklumit cerita pementasan yang digarap oleh Bengkel Muda Surabaya, pada Selasa, 3 Juni lalu. Pementasan yang disutradarai Zainuri dimulai pukul delapan malam, dengan durasi satu jam. Cerita ini diambil dari naskah yang ditulis Jean Anouilh Dramawan asal Prancis.
Lantaran tidak pernah ada keadilan dan penyelesaian, pada permasalahan dalam konteks pelaku pencuri. Dalam hal inilah yang menjadi motivasi Zainuri untuk mengangkat naskah ini agar dipentaskan. “ Cerita ini menunjukan kalau kita tidak pernah adil. Kita membawakan cerita pencuri karena yang ditonjolkan adalah moral, dan yang buruk selalu tidak pernah diselesaikan,” tutur Pria yang mengaku sudah bergabung denagn Teater Bengkel Muda Surabaya sejak 1984.

Pesta Pencuri merupakan salah satu rangkaian acara Festifal Seni Surabaya (FSS) 2008 untuk memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. FSS dimulai Minggu 19 Juni dan berlangsung hingga 15 Juni. Agenda tahunan yang diketuai Cak Kandar ini, mempertunjukan beberapa karya seni diantaranya Seni Tari, Monolog,dan Wayang .

Dalam pertunjukannya, tidak hanya arek-arek Suroboyo saja yang menyajikan beberapa tampilan menarik. Beberapa seniman dari luar Surabaya bahkan luar negeri turut berpartisipai didalamnya. Seperti halnya seniman-seniman asal Prancis yang menyuguhkan karya seninya lewat tari HIP-HOP ETHA DAM, Aduna, terre D’aventure ( Aduna, Negeri petualang) dan Pantomim Philippe Bizot , Palites Etapes Du Benheur ( Langkah kecil mencapai kebahagiaan ). (Robby Ridwan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar