Kabar Pena sebuah Tulisan yang digunakan untuk media pembelajaran. Setiap manusia diwajibkan untuk belajar sampai akhir hayat. anda dapat berbagi mulalui Email: robbyridwan@gmail.com Tlp 081 331 92 32 16
Selasa, 09 Februari 2010
MUI MINTA PENGGUNAAN RINGTONE AYAT AL QURAN DENGAN TEPAT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur meminta penggunaan ringtone (nada sambung pribadi) dengan waktu yang tepat. Hal ini untuk menghindarkan masyarakat memperdengarkan ayat-ayat Al Quran tidak tepat tempatnya.
”Ini belum begitu mendesak untuk mengeluarkan fatwa,” kata Sekretaris Umum MUI Atim Drs H Imam Tambroni MM. MUI selama ini tidak melarang pengunaan nada sambung pribadi suara-suara ayat-ayatl Al Quran. Untuk itu MUI tidak mengeluarkan fatwa terkait adanya laporan dari masyarakat yang memperdengarkan nada dering tersebut tidak tepat tempatnya.
Berkembangnya nada dering suara ayat-ayat Al Quran menurutnya akan menjadikan identitas pengunanya bahwa seorang muslim. Selain itu, dapat meningkatkan iman orang tersebut karena sering mendengarkan ayat Al Quran.
MUI meminta pengertian pengguna nada dering ayat Al Quran dapat menggunakan dengan tepat. Dia meminta pengguna nada dering tersebut untuk tidak mendengarkan nada tersebut saat di toilet. ”Untuk itu sebelum mamasuki toilet diharapkan pengguna nada dering tersebut mematikan nadanya,” ujarnya.
Adanya laporan masyarakat yang takut ayat Al Quran terpotong sabelum selesai sehingga menghilangkan maknanya, menurutnya hal ini sama dengan suara adzan di radio. ”Terkadang kita mematikan radio atau TV, saat TV tersebut menayangkan adzan dan kita hendak melaksanakan sholat,” katanya.
Sementara itu MUI Kabupaten Blitar saat ini sedang melakukan pengkajian berkembangnya nada dering HP yang menggunakan suara adzan dan ayat suci Al Quran. MUI Kab Blitar tidak mengharamkan pengunaan nada dering tersebut. Namun penggunaannya yang harus tepat. ”Kalau di toilet ya jangan menghidupkan nada deringnya,” kata Sekertaris MUI Kab. Blitar Ahmad Su’udy.
Ini dilakukan atas dasar laporan masyarakat yang merasa kurang berkenang dengan penggunaan nada dering tersebut. Menurutnya penggunaan nada dering dihubungkan dengan kepentingan penggunanya. Apabila untuk bimbingan tadarus atau untuk mengingat Allah tidak dipermasalahkan.
Bisa saja azan tiba-tiba berkumandang dari handphone pemilik saat ia kebetulan sedang berada di WC. Namun hal itu masih bisa 'dimaafkan' karena faktor ketidaksengajaan. Karenanya pemilik handphone yang merekam ring tone itu harus benar-benar memahami penggunaan ring tone sebelum merekam. "Jangan kemudian secara umum dilarang, kan itu baik untuk mengingatkan pada ayat-ayat Al Quran dan azan," kata dia. (oby)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar