Minggu, 03 Mei 2009

LESTARIKAN LINGKUNGAN, BLH GANDENG ECO-PESANTREN

Badan Lingkungan Hidup (BLH) menggandeng Eco-Pesantren yang ada di Jatim untuk melestarikan Lingkungan. Prosesi sosialisasi kerjasama dilakukan di Hotel Inna Simpang Surabaya Rabu (29/4).

Kepala BLH Prop Jatim Ir Dewi J Putriatni MSc mengatakan, tujuan berkerjasama dengan pondok pesantren untuk memberikan wawasan kepada santri dalam pengolahan lingkungan.
Acara sosialisasi juga dihadiri Deputi VI Menteri Lingkungan Hidup Dr Henry Bastaman MES dan 25 perwakilan pondok pesantren dari 30.000 pondok di Jatim. Pondok tersebut diantaranya, Pondok Jawahirul Hikmah Tulungagung, Tahsirul Ahlaq Situbondo, An Nur Probolinggo dan Al Islah Lamongan.

Henry berharap muncul kader-kader Islam berwawasan lingkungan, karena dalam agama Islam mengajarkan tentang pelestarian lingkungan.“ Kebersihan sebagian dari iman,” katanya.
Pondok pesantren akan diberikan bantuan berupa stimulan untuk membuat konsep pondok pesantren ramah lingkungan. Setiap pondok pesantren akan diberikan dana sebesar Rp 25 juta.
Sebelum diberikan dana tiap pondok harus membuat proposal tentang program pengembangan lingkungan. Dua kali dalam enam bulan ada pengawasan terkaid program proposal yang telah dibuat. “ Biasanya mereka sendiri yang datang ke BLH untuk melaporkan hasil kerjanya selama enam bulan,” ujarnya.

Henry mengatakan tidak ada ketakutan dalam pemberikan bantuan uang. Sebelum diberikan bantuan uang pondok tersebut diwajibkan membuat proposal program kerja pondok terkaid pelestarian lingkungan. “ Masak pondok pesantren mau menyewangkan uang,” ujarnya sambil tersenyum.

Ditargetkan pada tahun 2009 mencapai 600 pondok pesantren seluruh Indonesia bisa merealisasikan pondok berwawasan lingkungan. Pondok berwawasan lingkungan diharapkan menjadi pusat kajian pelestarian lingkungan pondok yang lain.

Menurutnya pondok di Jatim lebih baik dari pondok di propinsi lain, karena pondok di Jatim di punya nalai tradisi yang lebih lama. Sebagai contohnya salah satu pondok di Jember yang tradisional namun asri dan mematuhi lingkungan.

Pada 2008 sudah ada sepuluh pondok pesantren yang sudah mendapatkan bantuan. Kesepuluh pondok mendapatkan bantuan Composer Aerop untuk mengolah limbah sampah menjadi pupuk. Pondok pesantren yang mendapatkan Composer Aerop diantaranya Al Islah Lamongan , Didayatul Salam Tuban, Jawahirul Hikmah 3 Tulunggagung, Dairul Hikmah Jember, Al Hikam Bangkalan dan Pompesda Nganjuk masing –masing dua unit. Sedangkan Pondok Tahsinul Ahklaq Situbondo dan Syarifatul Ulum Ngawi masing-masing satu unit.

Beberapa pondok punya keinginan yang kuat untuk menciptakan Eco-Posantren. Terbukti di Semarang saat sosialisasi setiap pondok diwakili empat orang, namun yang datang sepuluh orang.

Berdasarkan panduan untuk mewujudkan pondok pesantren menjadi Eco-Pesantren harus dapat menerapkan pengembangan kebijakan pondok ramah lingkungan. Pengembangan pondok ramah lingkungan berbasis Islam dan pengembangan ektra kurikuler berbasis tadabu alam serta pengembangan sarana prasarana pendukung pondok pesantren.(oby)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar