Badan Penanaman Modal (BPM) harus mampu memberikan pelayanan kepada investor dengan cepat, tepat, dan transparan. Karena dengan meningkatnya investor untuk menanamkan modal di Jatim, akan dapat membuka kesempatan kerja untuk masyarakat.
Demikian pesan dikatakan mantan Kepala BPM Jatim, Ir Djony Irianto MMT saat acara pisah kenal dengan Kepala BPM Jatim, Dr Hari Soegiri MBA di Kantor BPM Jatim, Kamis (14/5).
Menurut Djoni, dengan meningkatnya Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat membuka kesempatan kerja untuk masyarakat. Hal itu dapat ercapai jika diberikan pelayanan yang cepat dan tepat serta dapat memberikan regulasi yang pasti untuk investasi.
Instansi sektoral, seperti perpajakan, bea cukai, imigrasi, pertanahan, tenaga kerja asing harus fleksibel untuk memberikan perijinan, maka Jatim akan menjadi alternatif terbaik tujuan investasi.
Selain pelayanan yang cepat dan tepat, BPM harus tetap menjalin komunikasi dengan persatuan pengusaha asing yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Persatuan pengusaha asing yang menjalin komunikasi dengan baik selama ini, seperti Korean Association dan Japan Club.
Menurutnya, infrastuktur di Jatim tidak perlu diragukan lagi. Hanya kendala tol di Porong yang menghambat investasi bagi perusahaan yang ada di Gempol, Malang, dan Pasuruan. Namun demikian, pada 2010 kendala infrastuktur tol Porong ini akan terselesaikan.
Untuk memberikan pelayanan perijinan investasi baik penanaman modal dan perijinan untuk instansi yang lain, ke depan segera dibuat Pelayanan Tepadu Satu Pintu (PTSP). Rencananya, setelah satu tahun pelantikan Gubernur Jatim sudah terealisasi. Diharapkan, sumber daya manusia di BPM ada peningkatan khususnya di bidang komunikasi dengan pengusaha asing.
Kepala BPM Jatim, Dr Hari Soegiri MBA mengatakan, pihaknya menargetkan dapat menawarkan dan menarik inverstor yang sebesar-besarnya ke Jatim baik PMA dan PMDN. BPM dapat memberikan bantuan kepada investor baik PMA dan PMDN. Selain itu, menyiapkan Grand Desain untuk program pelayanan PTSP dengan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Menurutnya, Jatim memiliki potensi yang dapat mendatangkan investor untuk menanamkan modal. Penanaman modal dapat dilakukan dengan waktu yang cepat terutama produk ungulan di Asia Tenggara. BPM akan meningkatkan potensi lokal swasta di Jatim untuk ikut menanamkan modal di Jatim.
Selain itu, ia juga akan terus menjalin komunikasi dengan persatuan pengusaha asing. Tidak hanya menjalin komunikasi, tapi juga akan membentuk komunitas yang terdiri dari pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota, dan persatuan pengusaha asing yang ada di Jatim. (oby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar