Ada kenaikan Penanam Modal Asing (PMA) 23 % pada kwartel pertama 2009 dibandingkan kwartel pertama 2008 . Jumlah ini juga diikuti Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mengalami peningkatan 66 %. Hal ini dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim, Dr Hari Soegiri dikantornya, Senin (22/6).
Sampai akhir Mei berdasarkan Surat Putusan (SP) sudah ada 40 proyek PMA dan 14 proyek PMDN yang ada di Jatim. Proyek ini terdiri dari perdagangan, Industri kimia, Industri mineral, industri mineral non logam, industri kayu, industri farmasi, perdagangan, hotel dan restouran, konstruksi, dan jasa lain.”Ditargetkan pada 2009 ada kenaikan hingga 10% penanam modal dijatim,” ujarnya
Jumlah proyek PMA pada kwartel pertama 2008 21 proyek dan kwartel pertama 2009 26 proyek dengan nilai investasi dari 166 juta U$ menjadi 150 juta U$. Untuk PMDN yang berinvestasi di Jatim pada kwartel pertama 2008 sebanyak sembilan proyek, sedangkan pada kwartel pertama 2009 mencapai 15 proyek dengan nilai investasi Rp 500 juta menjadi Rp 1,4 triliun.
Mulai Januari hingga Juni 2009 sudah ada 39 proyek yang terealisasi. Jumlah proyek yang terealisasi pada Januari ada sepuluh proyek, Pebruari enam proyek, Maret lima proyek, April lima proyek, Mei 11 proyek, dan Juni dua proyek.
Sektor yang paling diminati di Jatim adalah perdagangan. Sedangkan Investor asing yang paling besar berinvestasi yaitu, Korea Selatan dengan tujuh proyek Singapura dengan enam Proyek, Australia empat proyek, dan RRC tiga proyek.
Diresmikanya Jembatan Suramadu diharapkan dapat mendatangkan investor untuk di wilayah Madura. Ada enam sector yang potensial di Madura dan menjadi prioritas Pemprov Jatim yaitu, perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, dan wisata.
Pertambangan di madura ada minyak dan gas bumi serta pengembangan indutri semen. Untuk perdagangan di sisi Madura akan dibangun hunian, industri lengkap dengan Outlet, dan di pelabuhan dibangun Central Bisnis distrik (CBD). Untuk fasilitas umum akan dibangun sekolah, rumah sakit, hotel dan restouran, dan mall.
Di bidang pertanian akan disediakan fasilitas hulu sampai hilir, yaitu dari ladang sampai hasil petnaian tersebut. “Kelapa akan diolah menjadi minyak dan serabutnya diolah menjadi barang jadi keset dan sebagainya untuk dipasarkan,” katnya. Pertanian yang potensial di Madura ketela, jagung, kelapa, tembakau, dan minyak Aksiri dari bunga Melati. Minyak ini digunakan sebagi bahan baku kosmetik dan parfum.
Ia menjelaskan, krisis global juga mempengaruhi iklim investasi yang ada di Jatim. Investasi yang terkena imbas krisis global adalah beberapa industri tempat pemasaran maupun penyedia bahan baku. Indutri yang terkena imbas akibat bahan baku dari luar negeri seperti industri mi yang harus mendatangkan gandumdari luar negeri. Begitu juga industri sepatu yang menjul produknya ke luar negeri juga mengalami dampak krisis glabal berbeda dengan sector pertanian dan perikanan yang tidak terkena imbas krisis global. “Investasi di bidang pertanian, perikanan tidak mengalami permasalahan karena bahannya dari dalam negeri, sehingga masih bisa bertahan dalam kondisi krisis,” katanya.(oby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar