Mitra Praja Utama (MPU) IX digunakan ajang memererat kerjasama dengan provinsi lain yang ada di Indonesia. Hal ini dikatakan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat jamuan makan malam di Hotel JW Marriot Surabaya, Selasa malam (16/6).
Bidang kerjasama yang akan di lakukan dalam MPU ini salah satunya di bidang perdagangan. Hasil kelebihan pertanian yang Jatim seperti jagung, kedelai dan beras dapat dibawa ke daerah-daerah lain. Hal ini dilakukan untuk mempererat kerjasama sepuluh provinsi anggota MPU. Kesepuluh provinsi peserta MPU, yaitu Banten, NTT, NTB, Bali, Jateng, DKI Jakarta, Lampung, Jabar, Di Jogjakarta, dan Jatim.
Ia mengatakan, saat ini Jatim masih memerlukan kerjasama dengan provinsi lain seperti membatik dan mengukir yang harus belajar pada DI jogyakarta. Sementara untuk meningkatkan UMKM Soekarwo berharap dapat belajar dari Jabar dan Banten. Jatim memerlukan belajar meperbaiki pabrik gula pada Provinsi Lampung dan dibidang pariwisata belajar pada Provinsi Bali.
Saat ini, hasil kerajinan di Tangulangin yang berkualitas, bahkan pabrik sepatu dan sandal di Mojokerto kualitasnya tidak kalah ketingalan Soekarwo menagtakan, Apabila undangan ingin membawa oleh-oleh dari jatim.
Opening Dinner MPU dihadiri Gubernur, asisten pemerintah, Bapeda, Kepala Biro Pemerintah Umum, dan berbagai Dinas masing-masing provinsi. MPU tahun ini mengambil tema “Dengan Semangat Otonomi dan Kerjasama Daerah Kita Tingkatka Daya Saing Menuju Percepatan Pemulihan Ekonomi untuk kesejahteraan Rakyat”.
Gubernur menjelaskan, menu hidangan makan malam yang disediakan adalah makanan khas Jatim. Makanan ini bahanya dari Jatim dan bisannya di jumpai di pingir jalan. Namun dengan dimasak oleh koki yang professional akan menghasilkan rasa yang luar biasa. Acara ini akan berlansung dua hari mulai 16-18 Juni 2009. Sebelumnya MPU VIII diadakan di Bantan. MPU IX akan dinuka oleh Mendagri.
Pada awalnya MPU merupakan keberhasilan Forun Kerjasama Dwi Praja dalam mengatasi permasalahan antara dua daerah kemudian ditingkatkan dengan menjalin kerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah melalui penandatanganan Keputusan Bersama Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah, Gubernur KDH Tk. I Jawa Barat, dan Gubernur KDKI Jakarta di Semarang pada tanggal 26 Juni 1990 dan forum ini dirubah namanya menjadi Tri Praja.
Forum ini kemudian berkembang pesat menjadi jalinan kerjasama 6 (enam) Provinsi se Jawa dan Bali dengan nama Sad Praja Utama yang dikukuhkan dan ditandatangani dalam Keputusan Bersama Gubernur pada tanggal 3 November 1991 di Yogyakarta.
Sad Praja Utama berarti kerjasama Enam Pemerintahan Daerah Tk. I se Jawa dan Bali. SAD berarti Enam, PRAJA berarti Pemerintahan, sedangkan Utama berarti Tk. I (Provinsi). Adapun bidang-bidang yang dikerjasamakan Forum Sad Praja Utama tidak hanya yang berkaitan dengan penanganan permasalahan di daerah yang saling berbatasan, namun telah berkembang dengan permasalahan yang menyangkut kepentingan daerah seperti bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Keberhasilan Forum Kerjasama Sad Praja Utama dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama melalui kerjasama daerah, menarik minat Provinsi Lampung untuk ikut bergabung menjadi anggota Forum Sad Praja Utama (SPU). Provinsi Lampung secara resmi diterima menjadi anggota pada tanggal 21 September 2000 di Yogyakarta.
Dengan masuknya Provinsi Lampung menjadi anggota Forum SPU membawa konsekuensi kepada nama Forum Sad Praja Utama yang tidak lagi beranggotakan 6 (enam) Provinsi, melainkan menjadi 7 (tujuh) Provinsi. Itulah sebabnya nama Forum Sad Praja Utama (yang berarti 6 daerah provinsi) berubah menjadi Forum Mitra Praja Utama (MPU). Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi keinginan provinsi lainnya untuk bergabung sebagai anggota.
Perkembangan keanggotaan selanjutnya setelah itu, Provinsi Nusa Tenggara Barat bergabung pada Tahun 2001 ditetapkan di Denpasar Bali, Provinsi Banten bergabung pada Tahun 2002 ditetapkan di Provinsi Lampung dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 ditetapkan di Bandung Jawa Barat. (oby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar