Minggu, 24 Januari 2010

WAGUB ; MADURA JANGAN SAMPAI JADI BATAM KEDUA



Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs H Syaifullah Yusuf menegaskan bahwa pembangunan Kepulauan Madura harus sesuai kultur Islam daerahnya. Jangan jadikan Madura menjadi Batam kedua, yang perkembangan pembangunannya malah menghilangkan kultur aslinya dan semakin banyak pembangunan tempat-tempat hiburan semacam diskotik.
“Perusahaan boleh dibangun di Madura asal berkarakter islami dan masyarakatnya dilibatkan,” ujar Wagub saat Silaturahmi Ulama dan Tokoh Masyarakat dalam rangka Akhlakul Imitihan III di Lembaga Pendidikan Tanfidzul Quran Nurul Jadid Desa Rombuk Kecamatan Paelengaan Pamekasan, Rabu (24/6).
Namun untuk mengimbangi hal itu, kata dia, orang Madura seluruhnya harus bersekolah supaya bisa mengikuti perkembangan pembangunan. Pendidikan di Madura harus terus ditingkatkan, baik itu pendidikan formal maupun non formal sekalipun pendidikan pondok pesantren untuk menghafal Al Quran.
Menurutnya, jika pendidikan di Madura maju, maka semua umat juga ikut untung karena dunia pendidikan pondok pesantren di Jatim juga tidak lepas dengan pondok pesantren di yang ada di daerah itu.
Kini, pemerintah masih berupaya membiayai pendidikan ponpes, maupun pendidikan formal. “Insya Allah tahun ketiga pemerintahan gubernur saat ini, masalah kesehatan maupun pendidikan bisa gratis. Semoga ini bisa berjalan. Dengan demikian dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga masyarakat,” tuturnya.
Aset paling berharga di masyarakat yakni orang-orang Madura yang rata-rata sudah hafal Al Quran. Sementara saat ini pemerintah tengah berupaya memberi dukungan terhadap pondok baik yang kecil maupun besar. Sebab, selama ini pondok yang besar saja yang terus diperhatikan, sedangkan yang kecil tidak terurus. “Padahal pondok yang kecil jika terurus dan diperhatikan bisa memberikan manfaat yang besar pada masyarakat,” katanya.
Seperti diketahui, dengan pembangun Jembatan Suramadu, berbagai kalangan berharap akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura dengan tetap menonjolkan budaya warga Madura yang Islami. Karena itu, setiap pembangunan di Madura diharapkan selalu melibatkan tokoh dan ulama Madura mulai dari perumusan kebijakan hingga pengawasan.
Pada kesmepatan sebelumnya, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo juga mengatakan bahwa peresmian Jembatan Suramadu harus mampu memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya bagi masyarakat Madura. Jembatan Suramadu harus menjadi pintu peningkatan perekonomian masyarakat Madura agar setara dengan masyarakat lainnya di Jatim.
Menurutnya, dengan adanya jembatan Suramadu, akan terjadi percepatan distribusi barang dan jasa, berdirinya properti-properti baru, serta pembangunan ekonomi di Madura secara umum. Dimana pada akhirnya akan semakin mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.
Begitu pula dengan maraknya industri dan badan usaha yang masuk di Madura, juga akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha warga Madura. “Pemprov Jatim juga akan mengembangkan berbagai pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal melalui Balai Latihan Kerja (BLK),” kata gubernur.
Senada dengan ungkapan wagub, menurut gubernur, seluruh pembangunan di Madura harus tetap memperhatikan kekhasan warga Madura, yakni kultur yang kuat terhadap sendi-sendi religius harus dipertahankan. (oby,sti/p)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar